Kampanye pembersihan pantai saat ini sedang berlangsung di Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas laut melalui tindakan nyata bagi perlindungan laut kita. Kampanye #EUBeachCleanup yang mencapai puncaknya pada 18 September ini, diselenggarakan oleh Delegasi Uni Eropa – bertepatan dengan Hari Pembersihan Sedunia – melalui sesi bincang bertema “Together to Protect Marine Life”.
Setiap tahun, jutaan ton sampah berakhir di lautan, yang sangat berdampak dan mengancam satwa liar termasuk burung laut, paus, ikan, hewan-hewan invertebrata lainnya, serta karang. “Kami menyadari situasi yang mengkhawatirkan ini – dan harus bertindak bersama untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk itu, sejak Juli lalu, kami telah bermitra dengan lebih dari 40 komunitas lokal di Indonesia, dari Aceh hingga Papua, dan Sulawesi hingga Sumba, dalam mengumpulkan berton-ton sampah dari semua bagian pantai untuk melindungi biota laut,” ungkap Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia.
Sesi bincang tersebut menampilkan para pegiat lingkungan dan para ahli, yang berbagi pandangan serta tindakan mereka untuk mengatasi sampah plastik dan sampah laut. Pembicara antara lain adalah Henriette Faergemann dari Delegasi Uni Eropa, Wijaya Surya, Beach Clean Up Jakarta; Tiza Mafira, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP); Prof. Jamaluddin Jompa, Universitas Hasanuddin; Ranitya Nurlita, Rumah Millenials; Devrisal Djabumir, Dream School Aru Island; Hari Kushandarto, RARE Indonesia; Nur Almira Rahadyan, Greenation Foundation Indonesia; dan Rifat Muharam, Misool Foundation. Acara ini diakhiri dengan pengumuman pemenang kompetisi media sosial, yang menampilkan upaya peserta dalam mengurangi sampah plastik.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan & Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendriati menyampaikan bahwa kampanye #EUBeachCleanup mendukung penetapan target nasional penanganan sampah di laut sebesar 70% hingga tahun 2025. Target tersebut dapat dicapai melalui lima strategi utama yaitu gerakan nasional peningkatan kesadaran para pemangku kepentingan; pengelolaan sampah yang bersumber dari darat; penanggulangan sampah di pesisir dan laut; mekanisme pendanaan, penguatan kelembagaan, pengawasan dan penegakan hukum; serta penelitian dan pengembangan. “Berdasarkan baseline data tahun 2018-2020 dari Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut, selama dua tahun terakhir ini, melalui berbagai program yang dilaksanakan, kita telah berhasil mengurangi sekitar 15,3% sampah laut,” tutupnya.
Pada tanggal 17 September 2021, Delegasi Uni Eropa bersama perwakilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kedutaan Besar Negara Anggota Uni Eropa dan kelompok masyarakat sipil melakukan kegiatan pembersihan pantai di Pulau Damar, Kepulauan Seribu, Jakarta. Kegiatan bersih-bersih pantai di seluruh Indonesia ini telah diselenggarakan sejak Juli – dan akan berlanjut hingga akhir Oktober.
Tentang Uni Eropa
Uni Eropa adalah persatuan ekonomi dan politik dari 27 negara anggota yang terdiri dari: Belgia, Bulgaria, Ceko, Denmark, Jerman, Estonia, Irlandia, Yunani, Spanyol, Prancis, Kroasia, Italia, Siprus, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Hongaria, Malta, Belanda, Austria, Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia, Swedia.
Lebih lanjut: http://europa.eu
Tentang EU Beach Clean Up
#EUBeachCleanup adalah kampanye peningkatan kesadaran global yang ditetapkan untuk meningkatkan aktivitas laut dari akar rumput, melalui tindakan nyata untuk melindungi lautan kita. Dengan tagline “Bersama untuk melindungi kehidupan laut”, kegiatan ini sejalan dengan tujuan Konferensi ke -15 para pihak Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (CBD COP15) pada bulan oktober 2021 Kegiatan tahun ini berupaya meningkatkan jangkauan kegiatan dengan menggunakan media sosial sebagai medium untuk mendorong inovasi onlne dari masyarakat serta juga penggunaan aplikasi ponsel yang dirancang khusus untuk memacu perubahan perilaku jangka panjang.
Diselenggarakan sejak 2017, kampanye #EUBeachCleanup membuat seruan yang kuat untuk bertindak membangun momentum untuk mengadopsi langkah-langkah ambisius untuk melindungi laut di tingkat internasional.
Apa yang dimulai sebagai gerakan simbolis di beberapa negara, dengan beberapa sukarelawan, kini telah menjadi gerakan global, yang melibatkan ratusan orang dan mengumpulkan berton-ton sampah di pantai, sungai, dan danau di seluruh dunia, menjangkau lebih dari 80 negara pada tahun 2019. Pada tahun 2020, langkah-langkah global untuk mengatasi pandemi COVID-19 menunda pembersihan fisik di sebagian besar negara. Namun, situasi ini menawarkan kesempatan untuk menyoroti relevansi mengambil tindakan dalam kehidupan kita sehari-hari, dari rumah. Sejak itu, kampanye ini meningkatkan kesadaran tentang fakta bahwa lautan dimulai dari depan pintu kita dan mendorong warga untuk menunjukkan komitmen mereka juga secara online, sebagai inspirasi bagi orang lain.
Pada tahun 2021, Uni Eropa bergabung dengan ActNow, kampanye PBB untuk tindakan individu terhadap perubahan iklim dan keberlanjutan. Awal tahun ini, #EUBeachCleanup diakui sebagai praktik baik Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
80% sampah laut secara global adalah plastik (IUCN 2018). Di tingkat legislatif, Uni Eropa berada di garis depan pertempuran. Di wilayahnya sendiri, Uni Eropa telah mengadopsi undang-undang yang akan melarang Plastik Sekali Pakai (Single Use Paper – SUP). Sekitar 84% sampah pantai di Uni Eropa E terbuat dari plastik dan sekitar 50% adalah barang SUP. Berkat Petunjuk Plastik Sekali Pakai, sejumlah barang plastik sekali pakai yang paling umum ditemukan di pantai UE, tidak dapat lagi ditempatkan di pasar UE mulai Juli 2021.