Jakarta, 21 Juni 2022 – Penelitian terbaru South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II) mendapati prevalensi anak stunted dan anemia, khususnya di antara anak-anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia, masih tinggi. Sebagian anak Indonesia yang menjadi bagian penelitian mengenai status gizi, asupan gizi, perilaku dan gaya hidup di empat negara Asia (Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam) tersebut juga masih belum terpenuhinya rata-rata asupan vitamin dan mineral yang direkomendasikan untuk tumbuh kembang yang sehat. Situasi ini menuntut perhatian yang lebih serius dari berbagai pihak untuk meningkatkan akses yang lebih besar terhadap gizi yang lebih baik, yang dibutuhkan anak-anak Indonesia mencapai tumbuh kembang yang optimal dengan pendekatan pada perilaku dan gaya hidup sehat juga aktif.   


 
SEANUTS II merupakan lanjutan dari South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS I), yang dipublikasikan pada tahun 2013. Penelitian skala besar ini dilakukan oleh FrieslandCampina, dalam rentang waktu antara 2019 dan 2021, bekerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. SEANUTS II melibatkan hampir 14.000 anak, antara usia enam bulan hingga 12 tahun, khusus menyoroti ‘triple burden of malnutrition’, yang terdiri dari kekurangan gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan juga kelebihan berat badan/obesitas. Ketiga masalah ini seringkali terjadi berdampingan di suatu negara dan bahkan bisa terjadi dalam satu rumah tangga. Stunting, adalah salah satu bentuk dari kekurangan gizi di Indonesia masih menjadi isu yang perlu diperhatikan.  
 
Salah satu hasil utama dari SEANUTS II di Indonesia adalah kasus stuned yang masih banyak ditemukan pada anak-anak di wilayah Jawa-Sumatera, dengan prevalensi sebesar 28,4 persen. Ini artinya, satu di antara 3,5 anak berperawakan pendek. Adapun prevalensi anemia adalah 25,8 persen pada anak di bawah 5 tahun. Sementara itu, hampir 15 persen anak usia 7–12 tahun memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.  


 
Secara keseluruhan, SEANUTS II menunjukkan bahwa permasalahan anak stunted atau berperawakan pendek dan anemia masih ada, terutama pada anak-anak usia dini. Namun, untuk anak yang berusia lebih tua dan, tingkat prevalensi kelebihan berat badan serta, obesitas lebih tinggi.  
 
Selain itu, sebagian besar anak-anak tidak memenuhi kebutuhan rata-rata asupan kalsium dan vitamin D. Hasil pengecekan biokimia darah juga menunjukkan adanya ketidakcukupan vitamin D pada sebagian besar anak. Masalah gizi ini menjadi hal yang sangat penting. Untuk mengatasi kesenjangan gizi, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah melalui intervensi gizi yang lebih baik dan program edukasi. 
 
Di Indonesia, FrieslandCampina melalui Frisian Flag Indonesia mulai melakukan studi SEANUTS II, pada 2019. Studi ini dilakukan di 21 kabupaten/kota di 15 provinsi dan melibatkan sekitar 25 tenaga dokter, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat, dan ahli olahraga. Bekerja sama dengan lembaga penelitian dan sejumlah universitas di Indonesia, SEANUTS II melakukan penelitian terhadap sekitar 3.000 anak dengan rentang usia antara 6 bulan sampai 12 tahun. 


 
Urgensi untuk Meningkatkan Akses Gizi yang Lebih Baik

 Hasil penelitian SEANUTS II ini menunjukkan adanya urgensi yang besar untuk memitigasi permasalahan gizi dengan langkah-langkah kolaboratif dan kebijakan yang strategis. Tujuannya untuk memberikan anak-anak Indonesia akses yang lebih besar terhadap gizi yang lebih baik dan menurunkan angka malnutrisi serta permasalahan gizi anak lainnya.  
 
Apalagi baru-baru ini Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin dalam notulen Rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat telah menetapkan prevalensi stunting tahun 2022 harus turun setidaknya 3 persen melalui konvergensi program intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran. Wapres mengutip hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, yang menunjukkan angka prevelensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen atau menurun 6,4 persen dari angka 30,8 persen pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Pemerintah menargetkan penurunan angka prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.   


 
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), Peneliti Utama SEANUTS II di Indonesia dan Guru Besar di Fakultas Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia mengatakan “Kami harapkan data temuan yang dihasilkan dari SEANUTS II dapat menjadi acuan tenaga medis, pemerintah, bahkan orang tua, untuk menanggulangi masalah malnutrisi di Indonesia. Studi ini menunjukkan bahwa permasalahan stunted atau perawakan pendek, anemia, asupan makanan, aktivitas fisik anak dan kebugaran jasmani terkait kesehatan, perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak. Saatnya meningkatkan ketahanan pangan dan ketersediaan makanan yang bisa memberikan asupan gizi yang seimbang, agar anak dapat meningkatkan akses kepada sumber gizi yang sehat dan tumbuh kembangnya berlangsung dengan optimal.”  


 
Andrew F Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia mengatakan, “Frisian Flag Indonesia sebagai bagian dari FrieslandCampina, dengan bangga mempersembahkan hasil SEANUTS II kepada keluarga Indonesia dan pemangku kepentingan terkait. Kami berharap SEANUTS II dapat menjadi data komplementer bagi data nasional yang ada, dan dapat dijadikan referensi bagi pemerintah, akademisi, pemangku kepentingan dan semua pihak yang terkait sebagai basis data pembuatan program intervensi ataupun perumusan kebijakan terkait tentang peningkatan status gizi generasi bangsa. Frisian Flag Indonesia berkomitmen untuk terus berperan aktif membantu pemerintah untuk meningkatkan literasi dan perbaikan status gizi keluarga Indonesia melalui penyediaan sumber gizi yang berkualitas, dalam upaya membangun keluarga Indonesia yang sehat sejahtera dan selaras.” 
 
“Studi SEANUTS semakin menguatkan tekad Frisian Flag Indonesia untuk terus melakukan berbagai inovasi produk, program intervensi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan akan kesehatan umum dan literasi gizi. Pada tahun 2013, studi SEANUTS I menjadi latarbelakang lahirnya program Gerakan Nusantara atau program edukasi gizi anak sekolah yang hingga kini telah menjangkau lebih dari 2,5 juta anak sekolah dasar di berbagai pelosok sekolah di tanah air. Serta untuk inovasi, kami telah meluncurkan berbagai produk susu keluarga dan pertumbuhan yang tepat gizi dengan harga terjangkau keluarga Indonesia.” tutup Andrew. 

Sekilas Info Tentang SEANUTS II 

Penelitian ini dilakukan di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Dengan total partisipasi dari 13.933 anak, berusia enam bulan sampai 12 tahun dari sekolah perkotaan dan pedesaan, pusat kesehatan masyarakat dan organisasi administrasi wilayah di empat negara ini. Skema penelitian di rancang oleh peneliti utama dari universitas terkemuka dan lembaga penelitian bersama-sama  dengan tim ahli. Bersama dengan tim lapangan yang terlibat, mereka melakukan pendataan mulai tahun 2019 hingga 2021. 

SEANUTS II disponsori oleh FrieslandCampina. Penelitian ini dilakukan bekerjasama dengan Universitas Indonesia (di Indonesia); Universiti Kebangsaan Malaysia (di Malaysia); Mahidol University (di Thailand) dan National Institute of Nutrition (di Vietnam). Penelitian pertama, SEANUTS I dilakukan pada tahun 2010 dan 2011. Selengkapnya dapat dilihat di: seanuts.frieslandcampina.com 

Temuan SEANUTS II telah dipaparkan pada konferensi daring pada tanggal 17-18 Juni 2022 yang berjudul: “new insights on the nutrition and health status of Southeast Asian children” 

Untuk informasi lebih lanjut tentang institusi, silahkan kunjungi: 

Universitas Indonesia (www.ui.ac.id

Tentang Royal FrieslandCampina N.V. 

FrieslandCampina adalah salah satu perusahaan susu terbesar di dunia dengan tradisi koperasi sejak 150 tahun yang lalu. FrieslandCampina memproses susu dari peternakan sapi perah menjadi berbagai macam produk dan bahan susu. Royal FrieslandCampina menyediakan nutrisi berharga dari susu sapi murni untuk ratusan juta orang di seluruh dunia. 

Royal FrieslandCampina N.V. dimiliki sepenuhnya oleh Zuivelcoöperatie FrieslandCampina U.A., dengan 15.703 peternak sapi perah di Belanda, Belgia, dan Jerman sebagai anggota. Melalui koperasi, para anggotanya peternak sapi perah mengelola dan mengawasi perusahaan. Bersama dengan peternak sapi perah anggota FrieslandCampina mengelola seluruh rantai produksi: from grass to glass 

FrieslandCampina menyediakan produk susu bagi konsumen, seperti susu, yoghurt, susu kental, minuman berbahan dasar susu, keju, mentega, quark, dan krim. Perusahaan susu memasok nutrisi khusus untuk kelompok konsumen tertentu, seperti anak-anak, orang tua, dan olahragawan. Pelanggan profesional, seperti pembuat roti, koki kue kering, pembuat manisan cokelat, koki, dan katering dapat mengandalkan FrieslandCampina untuk rangkaian produk yang luas, termasuk krim, mentega, makanan penutup, dan isian. Selain itu, perusahaan memasok bahan-bahan berkualitas tinggi ke produsen makanan internasional dan perusahaan farmasi. 

Pada tahun 2021, 10.564 anggota peternakan sapi perah di Belanda, Jerman, dan Belgia memasok hampir 10 miliar kilo susu untuk diproses menjadi produk bahan susu. FrieslandCampina memiliki cabang di 32 negara dan mengekspor ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Pada akhir tahun 2021, FrieslandCampina mempekerjakan rata-rata 22.961 pekerja (FTE). Untuk informasi tambahan, silakan kunjungi situs web kami: www.frieslandcampina.com 

Tentang Frisian Flag Indonesia  

PT Frisian Flag Indonesia (FFI) merupakan salah satu produsen produk bergizi berbasis susu terbesar di Indonesia. Perjalanan FFI bermula dari diimportnya produk dengan merek Frische Vlag ke Indonesia 100 tahun yang lalu dari Cooperative Condens Fabriek, Belanda pada tahun 1922 dan terus berkembang menjadi merek produk susu yang sangat dikenal oleh keluarga Indonesia hingga saat ini.  

Sebagai bagian dari FrieslandCampina, salah satu koperasi peternak sapi perah terbesar di dunia yang berpusat di Belanda, FFI hadir di Indonesia dengan merek FRISIAN FLAG®️, FRISO®️, SUSU BENDERA®️, dan OMELA®️. Hingga saat ini, FFI mengoperasikan fasilitas produksi di Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta Timur, dengan portofolio produk terlengkap, yaitu susu cair, susu bubuk, dan susu kental manis. 

Perjalanan selama 100 tahun di Indonesia tak luput dari partisipasi keluarga Indonesia untuk terus #MelajuKuatBersama. FFI percaya bahwa dalam upaya menuju masyarakat yang sehat, sejahtera dan selaras dengan lingkungan harus dimulai dengan adanya semangat untuk terus maju dari setiap keluarga di Indonesia. 

Melalui semangat kemajuan tersebut, FFI terus berkomitmen untuk menyediakan gizi yang baik dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. FFI juga mengacu pada pengalaman global dan kemitraan jangka panjang dengan peternak sapi perah lokal sebagai penghasil sumber gizi berupa susu yang merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik.  

Dalam pengoperasiannya, FFI turut menerapkan bisnis yang berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian bumi agar dapat terus dirasakan oleh generasi yang akan datang. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.frisianflag.com 

°°°||°°°