Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia melakukan kunjungan kerja secara virtual ke para pemangku kepentingan di Provinsi Maluku, kemarin (14/12). Mendiskusikan
peluang perdagangan dan investasi.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia HE. Vincent Piket mengatakan, ”Provinsi Maluku, dan Indonesia bagian timur pada umumnya, memiliki potensi yang belum tergali untuk perdagangan dan investasi yang lebih besar dengan Eropa. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) saat ini tengah dirundingkan dan setelah berhasil dirampungkan maka ini akan meningkatkan perdagangan dan memfasilitasi investasi bagi kedua belah pihak. Ini akan mampu menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi.”
”Selama lebih dari 30 tahun, Uni Eropa telah bermitra dengan Indonesia untuk
melaksanakan prioritas bersama, termasuk perdagangan dan investasi. Tahun lalu, Uni Eropa meluncurkan program lima tahun yaitu ARISE+ Indonesia Trade Support Facility senilai 15 juta euro. Program ini memberikan dukungan teknis kepada pemerintah Indonesia dan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kapasitas ekspornya dan memenuhi aturan dan standar perdagangan internasional,” lanjut HE. Vincent Piket.
”Termasuk dalam program ini adalah bantuan penanganan masalah Sanitary and Phythosanitary (SPS) di bidang perikanan dan pala, dua sektor penting di Provinsi Maluku,” Tambah HE. Vincent Piket.
Ikan dan udang merupakan komoditas ekspor terbesar Maluku. Pada periode Januari-Oktober 2020 nilai ekspor ikan dan udang mencapai USD 37,25 juta, atau setara dengan 74,21% dari total ekspor provinsi
Dalam kunjungan kerja virtual tersebut, Delegasi Uni Eropa bekerja sama dengan
Pemda Maluku dan KADIN Maluku menyelenggarakan diskusi panel tentang
manfaat CEPA. Panel menghadirkan;
- Marika Jakas, Kepala Bagian Perdagangan dan Ekonomi
- Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Olvy Andrianita
- Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan, Wahyuni Bahar
- Ketua Komite Tetap Lembaga Multilateral dan Perjanjian Perdagangan Bebas, KADIN Indonesia
- Wichard von Harrach, Wakil Ketua Kamar Dagang Eropa di Indonesia (EuroCham).
Pada kesempatan ini juga digelar sesi yang membahas potensi ekspor ke negara-
negara Eropa, mengetengahkan;
- Dr Anton Lailossa, Kepala BAPPEDA Provinsi Maluku
- Sylvie Coulon, Policy Officer Direktorat Kesehatan dan Keamanan Pangan, Komisi Eropa
- Elvis Pattiselano, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Provinsi Maluku.
Dalam diskusi tersebut, Sylvie Coulon memaparkan persyaratan ekspor ikan dan udang, dua produk ekspor utama Maluku, ke Eropa.
Uni Eropa terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
Setelah Maluku, kunjungan kerja akan diselenggarakan juga pada tahun 2021
dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Permintaan produk perikanan di Eropa terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan pelanggan yang besar, Uni Eropa merupakan pilihan menarik bagi Maluku untuk memperluas dan mediversifikasi pasar ekspornya. Acara diakhiri dengan sesi mengenai peluang investasi dan kemitraan usaha yang diisi oleh pembicara;
- Frederic Fontan, Wakil Ketua Kelompok Kerja Energi bidang pembangkit listrik, EuroCham
- Sam Latuconsina, Ketua KADIN Maluku
- Suryadi Sabirin, Kepala Dinas PMPTSP Maluku.
○○○||○○○
Contact: Press & Information Section, delegation-indonesia-info@eeas.europa.eu
●●●|●●●