Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana (UNDANA), menggelar ”EU Ambassador Talk – COVID-19 Lessons for Future Higher Education and Economic Recovery” (Pelajaran COVID-19 untuk Pemulihan Pendidikan Tinggi dan Ekonomi di Masa Depan) pada 29 September 2021. Rektor UNDANA, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, Msi., Ph.D, membuka secara resmi acara tersebut dan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Bapak Vincent Piket, menyampaikan Ambassador Talk dihadapan ratusan akademisi dan mahasiswa.
Secara global COVID-19 telah menginfeksi 232 juta orang, membunuh 4,7 juta orang dan telah mengakibatkan 100 juta orang masuk ke dalam jurang kemiskinan ekstrem serta 500 juta orang berada di bawah garis kemiskinan serta hidup kurang dari US$5,5 per hari. Menanggapi dampak pandemi di negara-negara mitra, Uni Eropa, Negara-negara Anggotanya dan lembaga keuangan Eropa atau disebut juga dengan “Tim Eropa” memberikan paket bantuan sebesar €46 miliar antara April 2020 dan April 2021 untuk membantu negara-negara mitra mengatasi masalah kesehatan dan dampak sosial ekonomi akibat pandemi.
Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket mengatakan, “Tahun lalu, dunia mengalami peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan adanya pandemi COVID-19, krisis yang mengguncang ekonomi dan masyarakat secara global. Tim Eropa, aksi bersama yang dilakukan oleh Uni Eropa, Negara Anggotanya dan lembaga keuangan Eropa, telah memberikan bantuan dan pemulihan COVID-19 Indonesia. Hingga saat ini, Tim Eropa telah memobilisasi lebih dari €200 juta dalam bentuk hibah dan pinjaman untuk mendukung Indonesia.”
Uni Eropa juga merupakan pendukung kuat Fasilitas COVAX, inisiatif global yang bertujuan untuk memberikan akses vaksin COVID-19 yang adil dan merata untuk semua. Tim Eropa adalah kontributor utama dengan memberikan hampir €3 miliar untuk Fasilitas COVAX guna membantu mengalokasikan setidaknya 1,8 miliar dosis untuk 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, termasuk Indonesia.
“Kemitraan Uni Eropa dengan Indonesia berfokus pada penyediaan bantuan yang tepat waktu dan komprehensif terhadap pandemi, dan memastikan proses pemulihan yang hijau dan inklusif. Untuk memastikan pemulihan yang hijau dan inklusif, kemitraan kami di masa depan akan memprioritaskan perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia yang kaya, pengembangan urbanisasi dan infrastruktur yang berkelanjutan, serta pertukaran dalam penelitian dan pendidikan tinggi,” tambah Dubes Piket.
Di bidang pendidikan tinggi, Eropa merupakan tujuan studi yang sangat populer bagi pelajar dan peneliti Indonesia. Lebih dari 4,000 siswa berangkat untuk belajar di Eropa setiap tahun. Sekitar 1.200 pelajar dan peneliti Indonesia menerima beasiswa Eropa: dari Negara Anggota Uni Eropa atau dari program Erasmus+ yang didanai oleh Uni Eropa setiap tahunnya.
Pandemi telah berdampak pada program beasiswa Erasmus+, di mana institusi pendidikan tinggi, mahasiswa dan dosen mengalami berbagai gangguan kegiatan dan mobilitas mereka. Namun, Uni Eropa telah menerapkan beberapa langkah pendukung untuk meminimalkan gangguan tersebut.
Tahun ini, 81 mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa Erasmus+ untuk melanjutkan studi S2, sementara 58 mahasiswa dan dosen memperoleh beasiswa pertukaran jangka pendek. Walaupun ditengah kondisi pandemi COVID-19, sebagian besar penerima beasiswa tetap bisa berangkat ke Eropa untuk memulai studi mereka di universitas universitas di Eropa.
Sejak awal pandemi COVID-19, Uni Eropa juga telah mendukung kemitraan penelitian antara Uni Eropa dan negara-negara di seluruh dunia, termasuk dengan para peneliti di ASEAN. Sejauh ini, Uni Eropa telah menginvestasikan €780 juta ke dalam program penelitian dan inovasi yang berfokus pada pandemi.
Rektor UNDANA Fredrik L. Benu menyatakan, “Kami berharap, kegiatan Ambassador Talk hari ini menjadi langkah awal bagi kerja sama yang lebih erat antara UNDANA Kupang dan Nusa Tenggara Timur dengan Uni Eropa, dalam meningkatkan akses dan kualitas sektor pendidikan tinggi Indonesia. Kerja sama antara kedua pihak dapat mencakup pemberian beasiswa untuk pendidikan lanjutan bagi dosen dan mahasiswa, penelitian bersama, pertukaran mahasiswa dan akademisi, pelatihan dan sebagainya. Program-program tersebut dapat difokuskan bagi pengembangan sumber daya lokal di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, bersamaan dengan upaya mitigasi tantangan yang timbul akibat perubahan iklim”.
Ambassador Talk yang diselenggarakan oleh Uni Eropa adalah rangkaian acara publik yang ditujukan untuk menghadirkan topik-topik khusus dan meningkatkan pemahaman tentang Uni Eropa, kebijakan serta prioritas Uni Eropa. Acara ini akan berlangsung sepanjang tahun dengan melibatkan berbagai universitas di seluruh Indonesia. Sebelumnya Ambassador Talks Uni Eropa diadakan di Universitas Indonesia, Depok, Universitas Muhammadiyah Pontianak. Acara Ambassador Talks selanjutnya akan diadakan di provinsi lain seperti Aceh dan Sulawesi Utara.
Tentang Uni Eropa
Uni Eropa adalah persatuan ekonomi dan politik dari 27 negara anggota yang terdiri dari: Belgia, Bulgaria, Ceko, Denmark, Jerman, Estonia, Irlandia, Yunani, Spanyol, Prancis, Kroasia, Italia, Siprus, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Hongaria, Malta, Belanda, Austria, Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia, Swedia. Uni Eropa memiliki populasi sebanyak 447 juta jiwa; serta merupakan ekonomi dan mitra perdagangan terbesar ketiga di dunia.
Lebih lanjut: http://europa.eu