Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur, melakukan pertemuan bisnis hari ini (26/10). Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman akan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia – Uni Eropa (IEU-CEPA) yang tengah dirundingkan, serta untuk membahas peluang perdagangan dan investasi dengan para pemangku kepentingan di provinsi tersebut.
Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan peluang investasi yang luas di sektor-sektor seperti minyak dan gas, industri pengolahan,
konstruksi serta pertanian dan perikanan. Ini dapat menarik investasi asing yang lebih besar di masa depan karena rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara ke provinsi tersebut.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket
mengatakan, “Uni Eropa mendukung upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk meningkatkan perdagangan dan investasi. Investasi asing saat ini di provinsi ini relatif kecil, sehingga menawarkan banyak ruang untuk tumbuh. CEPA UE-Indonesia akan membantu meningkatkan perdagangan dan investasi serta berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.”
“Selama lebih dari 30 tahun, Uni Eropa telah bermitra dengan Indonesia untuk
meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi. Tahun 2019, Uni Eropa
meluncurkan program lima tahun ARISE+ Indonesia Trade Support Facility senilai €15 juta. Program ini memberikan dukungan teknis kepada pemerintah Indonesia dan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kapasitas ekspor dan untuk memenuhi aturan dan standar perdagangan internasional,” ungkap Duta Besar Uni Eropa Piket.


Kedatangan Delegasi Uni Eropa disambut Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor di
Heart of Borneo Theater
. ”Hubungan Indonesia dan Uni Eropa sejak dulu sangat erat dan saling membangun. Peluang investasi terbuka lebar bagi Uni Eropa. beberapa proyek potensial yang dapat didanai investor asing antara lain: Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KIK) Malay Batuta Trans Kalimantan di Kabupaten Kutai Timur;
Taman Industri Kariangau; Pengelolaan Sampah Kota Balikpapan; serta Proyek
Jembatan Tol Balikpapan – Penajam Paser Utara.,” ungkap Gubernur Isran.
Selain itu Kalimantan Timur juga memiliki berbagai kelebihan seperti pertambangan dan penggalian, minyak dan gas, industri pengolahan, konstruksi, serta pertanian danperikanan. Sementara Kabupaten Penajam Paser Utama akan menjadi calon Ibukota Negara,” jelas Gubernur Isran.
Gubernur berharap melalui pertemuan ini dapat mendorong investor Eropa untuk
berinvestasi di Kalimantan Timur. “Selain berinvestasi, kami juga ingin memperluas
peluang untuk melakukan ekspor ke Eropa. Karena itu kami berharap para pelaku usaha dapat membuka wawasan bagaimana meningkatkan potensi ekspor
perdagangan,” tambahnya.
Pertemuan tersebut juga menampilkan diskusi panel yang membahas manfaat CEPA dalam meningkatkan hubungan ekonomi antara negara-negara anggota Uni Eropa dan Indonesia. Panelis tersebut antara lain Marika Jakas, Kepala Bagian Perdagangan dan Ekonomi Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia; Ni Made Ayu Marthini, Direktur Bilateral/Negosiasi, Kementerian Perdagangan; Wahyuni Bahar, Ketua Komite Tetap Lembaga Multilateral dan Perjanjian Perdagangan Bebas Kamar Dagang dan Industri
Indonesia (KADIN) dan Gustaaf Reerink dari EuroCham.
Selanjutnya sesi kedua membahas bagaimana CEPA akan meningkatkan kemitraan investasi dan perdagangan menghadirkan Thierry Beranger, Negosiator Investasi Komisi Eropa; Puguh Harjanto, S.STP, M.Si, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), perwakilan dari EuroCham dan Dayang Dona Farouk Ketua KADIN Kalimantan Timur.
Pada kesempatan ini, Delegasi Uni Eropa juga akan meninjau calon Ibukota Negara
yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan bertemu dengan Bupati Abdul Gapur Mas,ud SE, ME untuk membahas potensi kerjasama. Sebelum pertemuan ke
Kalimantan Timur, Uni Eropa telah menyelenggarakan kunjungan bisnis CEPA dengan pemerintah provinsi Maluku, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera Selatan.

Tentang Uni Eropa

Uni Eropa adalah persatuan ekonomi dan politik dari 27 Negara Anggota dengan jumlah penduduk sebanyak
470 juta. Bersama-sama, Uni Eropa telah membangun zona yang stabil, demokratis dan pembangunan yang
berkelanjutan dengan tetap menjaga keragaman budaya, toleransi dan kebebasan individu. Pada tahun 2012,
Uni Eropa dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian atas upayanya mencapai perdamaian, rekonsiliasi,
demokrasi dan hak asasi manusia di Eropa. Uni Eropa adalah blok perdagangan terbesar di dunia, serta sumber
dan tujuan investasi asing langsung terbesar di dunia. Secara kolektif, Uni Eropa dan Negara-negara
Anggotanya adalah donor terbesar Bantuan Pembangunan Resmi (ODA), yang menyediakan lebih dari setengah
ODA secara global.
27 negara anggota Uni Eropa (dalam urutan protokol) adalah: Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark,
Jerman, Estonia, Irlandia, Yunani, Spanyol, Perancis, Italia, Siprus, Latvia, Lituania, Luksemburg, Hongaria,
Malta, Belanda, Austria, Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia dan Swedia.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Uni Eropa serta hubungan dan kerja samanya dengan Indonesia, akses:
http://eeas.europa.eu/indonesia
Ikuti akun media sosial kami di Twitter, Facebook, Instagram dan Youtube